SAJAK-SAJAK 2016 (IV)
19.27.00SESEORANG YANG KUPANGGIL
: Nurina Vidya Utami
angin adalah karib yang paling setia menemani duduk tegunku. merenungkan amsal-amsal yang tak kunjung usai. huruf demi huruf yang merangkai seribu pasal. namamu
perjalanan angin sangat sering kucegat di depan gang itu. kubisikkan sajak mesra untukmu. kutitipkan saja padanya dengan harapan. berkenan ia menyelipkannya dalam mimpi lelapmu. atau menaruhnya di meja belajar dekat jendela. tempat kau biasa menghitung tetes hujan yang mendesak-desak di kaca. kost-an lantai dua kota tua. tepat ketika kau terbangun sajak-sajak itu terbaca. walau setelahnya kau buang ke halaman
bunga-bunga melati yang tumbuh dekat gerbang, makin jarang muncul kuncup kembangnya. karena airmata terlalu sering banjiri pelataran wajahmu. menganak sungai tenggelamkan senyum paling ranum. yang pernah meninabobokan kuncup-kuncup melati. menjadi dongeng sebelum ia mekar dan memasrah ke pelukan dwipa
angin adalah karib yang paling setia menemani duduk tegunku. menceritakan narasi pun prosa-prosa dari negeri tanpa jarak. mimpi yang bertabur di benak nyenyak tidurmu. dan aku sesekali tersenyum mendengarkannya dengan syahdu. menyeduh kata-kata dari rahim keheningan
lantas, hujan merampas kesendirian. riuh gemeriknya di pucuk-pucuk mangga. serupa teriakan anak-anak kecil yang bermain bola. jatuh, tertawa, dan berlari dalam bayang-bayang maya. dunia adalah panggung sandiwara
kekasih
O...
Jember, 10 Juni 2016
19.25 wib
0 komentar