CATATAN PERTANDINGAN VIETNAM vs INDONESIA
(second leg Piala AFF 2016)
(second leg Piala AFF 2016)
Saya tahu rasanya kelelahan main sepakbola. Tahu rasanya mendapat tekanan bernama harus menang, menjadi tamu di kandang lawan, belum lagi teror dari penonton tuan rumah, memang sangat berat.
Tetapi, patut dipertanyakan komitmen mereka-mereka yang sudah dipilih untuk mewakili 250 juta lebih rakyat Indonesia dalam ajang Piala AFF 2016.
Bermodal kemenangan 2-1 pada pertandingan pertama, Indonesia memiliki keuntungan besar, hanya dengan hasil seri saja sudah bisa dipastikan Indonesia akan melangkah ke babak final Piala AFF 2016. Tetapi sepakbola bukan sekedar berharap. Ada 2 x 45 menit yang bisa merubah banyak hal.
Menggunakan formasi 4-2-3-1, Alfred Riedl sepertinya ingin menjawab dan membuktikan ucapannya, "saya lebih senang kalah 4-3 dibandingkan seri."
Sejak menit pertama, hampir tidak ada hal menarik yang dilakukan oleh Team Garuda. Formasi yang digunakan bukan untuk membuktikan bahwa Indonesia akan bermain serius dan mencari kemenangan untuk membuktikan keseriusan mereka. Kenyataan di lapangan menunjukkan hal sebaliknya. Team Garuda malah menjadi bulan-bulan Vietnam yang bermain begitu rapi, begitu terorganisir, dan begitu disiplin baik dalam menyerang maupun bertahan. Vietnam seolah-olah ingin membuktikan bahwa kekalahan mereka di leg pertama hanya karena kurang beruntung saja.
Team Garuda yang pada pertandingan pertama mendapat pujian karena menunjukkan karakter, semangat, dan perjuangan yang hebat, pada pertandingan kali ini seperti kehilangan arah. Tidak ada karakter, semangat, dan keinginan untuk berjuang untuk memenangkan pertandingan. Mereka seolah-olah hanya sekedar ingin mengaja keungulan di pertandingan pertama. Hampir seluruh pemain bertahan di area lapangan sendiri. Tidak ada keinginan untuk benar-benar memenangkan pertandingan! Beruntunglah, Kurnia Mega pada pertandingan ini bermain sangat bagus. Dia berkali-kali jatuh bangun memblokade serangan Vietnam.
Sepanjang babak pertama, team Garuda hampir tidak melakukan serangan sama sekali. Kesalahan-kesalahan mendasar--salah passing, salah koordinasi, terburu-buru, dan tindakan mencari aman--benar-benar menjengkelkan saya dan teman-teman lainnya yang kebetulan nonton bareng. Jika saja kami bisa memarahi mereka, kami pasti akan misuh (dan kami jelas misuh sambil nonton bareng). Beruntung Indonesia tidak kebobolan satu gol pun pada babak pertama.
Babak kedua dimulai dengan harapan akan ada perubahan yang dilakukan oleh pelatih, asisten pelatih, official, dan tentu saja para pemain. Tetapi tetap saja, sama seperti babak pertama. Para pemain tetap tidak menunjukkan perubahan apapun. Mencetak goal pun karena kesalahan bek Vietnam, bukan karena serangan yang disusun dari skema penyerangan yang rapi.
Team Garuda yang pada pertandingan pertama mendapat pujian karena menunjukkan karakter, semangat, dan perjuangan yang hebat, pada pertandingan kali ini seperti kehilangan arah. Tidak ada karakter, semangat, dan keinginan untuk berjuang untuk memenangkan pertandingan. Mereka seolah-olah hanya sekedar ingin mengaja keungulan di pertandingan pertama. Hampir seluruh pemain bertahan di area lapangan sendiri. Tidak ada keinginan untuk benar-benar memenangkan pertandingan! Beruntunglah, Kurnia Mega pada pertandingan ini bermain sangat bagus. Dia berkali-kali jatuh bangun memblokade serangan Vietnam.
Sepanjang babak pertama, team Garuda hampir tidak melakukan serangan sama sekali. Kesalahan-kesalahan mendasar--salah passing, salah koordinasi, terburu-buru, dan tindakan mencari aman--benar-benar menjengkelkan saya dan teman-teman lainnya yang kebetulan nonton bareng. Jika saja kami bisa memarahi mereka, kami pasti akan misuh (dan kami jelas misuh sambil nonton bareng). Beruntung Indonesia tidak kebobolan satu gol pun pada babak pertama.
Babak kedua dimulai dengan harapan akan ada perubahan yang dilakukan oleh pelatih, asisten pelatih, official, dan tentu saja para pemain. Tetapi tetap saja, sama seperti babak pertama. Para pemain tetap tidak menunjukkan perubahan apapun. Mencetak goal pun karena kesalahan bek Vietnam, bukan karena serangan yang disusun dari skema penyerangan yang rapi.
Tentu tidak fair hanya memberikan penilaian kepada para pemain saja, karena sepakbola merupakan permainan kelompok yang di dalamnya ada pelatih, asisten pelatih, team medis, dan official.
Entah karena juga ikut panik dengan teror yang dilakukan oleh kubu tuan rumah Vietnam, Alfred Riedl terlambat untuk melakukan perubahan strategi dan pengantian pemain.
Entah karena juga ikut panik dengan teror yang dilakukan oleh kubu tuan rumah Vietnam, Alfred Riedl terlambat untuk melakukan perubahan strategi dan pengantian pemain.
Tidak bisa dipungkiri, usia telah mempengaruhi kecepatan Boas Solossa. Beberapa kali dia kalah sprint dengan bek-bek Vietnam. Jika saja bukan karena kecerobohan bek Vietnam, Indonesia belum tentu bisa mencetak gol pada pertandingan semifinal leg kedua malam ini. Umpan tarik Boas dari sisi kiri pertahanan Vietnam jelas tidak mengarah kepada pemain Indonesia. Umpan tarik itu semacam untung-untungan saja.
Ketika babak kedua menyisakan sekitar dua puluh menit, Vietnam bahkan mendapat kerugian besar, penjaga gawang Vietnam mendapatkan kartu merah, sedang slot pergantian pemain sudah habis. Hal ini seharusnya benar-benar dimanfaatkan oleh Indonesia untuk berbalik memberikan tekanan kepada Vietnam. Tetapi kenyataannya, Indonesia malah kebobolan dua kali.
Skor 2-1 untuk Vietnam. Kemenangan dan tiket menuju final Piala AFF 2016 berhamburan seperti kepingan pasir yang dilemparkan ke udara.
Begitu parahkah sakitmu
Indonesia
Indonesia
Jember, 7 Desember 2016
20.59 wib
20.59 wib