JIKA TUHAN
ah, jika tuhan mampir di rumahmu
sampaikan salamku padanya
secangkir kopi dan sebungkus kretek
telah tandas
aku menunggunya di jantung waktu.
jika tuhan menyambangimu dan membagi-bagikan
sepaket rindu
sampaikan padanya, tolong sisakan satu
hatiku dipenuhi sajak-sajak bisu
tentang langit biru, kembang ilalang,
juga ricik air di sela batu-batu
jika tuhan memang bertamu di rumahmu
bisikkan saja kepadanya
sekerat hatiku dirundung pilu
mengeja rindu yang bertalu
kamu
Surabaya, akhir Februari 2018
ALTAR WAKTU
aku ingin menulis kerinduan yang tumbuh
diam-diam
di hatiku, menjalar dan merayap lambat
memenuhi relung
renungku
taplak, gordeyn, toples kaca sudah
selesai dicuci
dijemur di bawah matari pagi hari ini
sebagaimana aku mencuci hatiku
dengan imaji dari selembar gambar
wajahmu
kepenatan mirip benar dengan rumput yang
tumbuh
di halaman sehabis hujan
bukan sebagai penyakit tumbuhnya
anugerah bagi jarak yang mewaktu
di sela pohon jagung, mawar, dan kamboja
memintal makna
ingin kutuliskan kerinduan yang tumbuh
di hatiku
yang lahir dari senyum manismu
yang mekar dari mungil bibirmu
aku membeku
aku menulis rindu
yang lahir dari hatiku
mencium kening, lentik kelopak,
dan mungil bibirmu
altar waktu
Surabaya, akhir Februari 2018