RUKUN AGAMA (I)
02.30.00
Apakah mungkin seorang anak SD yang belum pernah mengenal huruf dan angka langsung diminta untuk mengerjakan soal ujian? Tentunya tidak mungkin, karena dia harus belajar komponen-komponen dasar terlebh dahulu, yaitu angka, huruf, untuk kemudian dia diajari tentang kata, dan rumus dari tatanan angka.
Lantas apa "kunci dasar" dalam memeluk dan menjalani keyakinan beragama (aqidah) tersebut?
Lantas apa "kunci dasar" dalam memeluk dan menjalani keyakinan beragama (aqidah) tersebut?
Mari melihat, membaca, dan merenungkan surah Al Baqarah ayat 2 sampai ayat 5.
Ayat 2 : "dzalikal kitabu la roybaafihi hudan lil muttaqiin." Inilah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, yang akan jadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (muttaqin).
Nah, siapakah yang disebut "Muttaqin" ini?
Pertanyaan ini akan memiliki jawaban yang beragam, tetapi akan lebih menarik serta bisa kita renungkan bersama dengan melihat dan menelaah ayat selanjutnya, yaitu ayat 3.
Ayat 3 menjelaskan tentang syarat untuk menjadi "Muttaqin". Ayat 3 : "Alladzina yu'minuna bil ghoib..."
Syarat pertama dari manusia "Muttaqin" adalah yakin dan percaya kepada hal yang ghoib.
Tuhan (Allah Ta'ala) adalah sesuatu yang hoib, tidak dapat dilihat dengan mata, tidak bisa dibayangkan, dan tidak terpikirkan oleh akal manusia. Hal ini jelas membutuhkan keteguhan dan kekuatan dari keyakinan dari hati manusia untuk mempercayai dan meyakini bahwa Allah Ta'ala adalah Dzat Tunggal yang patut dan layak disembah. Inilah yang disebut sebagai "Tauhid".
Rosulullah Muhammad SAW mengajarkan dan memantapkan pengetahuan tauhid ini selama kurang lebih 13 tahun. hampir 70% dari masa kenabian. Hal ini menunjukkan bahwa tauhid merupakan tiang utama Islam sebelum diberikannya perintah lainnya. Keyakinan adalah modal utama untuk menuju dan mengerjakan seluruh perintah Allah Ta'ala.
Jika tauhidnya benar, maka manusia akan dituntun oleh kesadarannya untuk melakukan "Isra' Mi'raj", untuk melakukan "Syahadat" yang sebenar-benarnya Syahadat. Syahadat itu bisa diterjemahkan bebas sebagai pengesahan terhadap dzat (Syah Dzat), artinya manusia benar-benar mengetahui, memahami, dan mengerti tentang ke-Esa-an Dzat Allah Ta'ala.
Ketika Syahadat-nya sudah benar, maka manusia akan mendapatkan perintah untuk melakukan seperti kelanjutan bagian ayat tersebut, yaitu:
"wa yuqimunash sholah..." mengerjakan sholat.
Sholat adalah ibadah paling penting bagi umat manusia. Sholat bukan hanya sekedar gerak badan, dan bukan hanya ritual ibadah yang terbatas jumlah dan waktunya seperti yang dipahami oleh kita sekarang ini. Sholat bukan hanya sekedar sebuah rutinitas Subuh, Dhuhur, Ashar, maghrib, dan Isya' saja, tetapi sholat adalah keseluruhan kehidupan manusia.
Jika sholatnya sudah benar karena Tauhid dan syahadat-nya benar, maka manusia akan bertemu dan akan membenarkan ayat yang terjemahnya: "Sholat adalah tiang agama." dan juga "Sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar."
Coba lihat sekarang ini, bukankah yang sering kehilangan sandal adalah mereka yang sering ke masjid? Bukankah hampir semua pejabat, pemuka masyarakat, bahkan pemuka agama melaksanakan sholat, tetapi kenapa perbuatan keji dan munkar masih terjadi?
(bersambung)
0 komentar