MATERI SURVIVAL (III)
19.04.00(lanjutan)
2. Cara mendapatkan makanan
a). Tumbuhan
Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan tumbuhan untuk bahan makanan, diantaranya :
a. Bukan tumbuhan/tanaman yang sudah dikenal sebagai tanaman/tumbuhan beracun.
b. Tidak bergetah susu
c. Pada batang dan daun tidak mempunyai bulu (kecuali tanaman yang sudah dikenal sebagai tanaman budidaya, misalnya : labu, timun, kacang koro, terong).
d. Tumbuhan terutama buahnya harus dilihat dan diperhatikan (apabila tidak dikenal/belum tahu jenis dan namanya) apakah ada binatang (hewan) yang memakan buah itu atau tidak.
Cara mendapatkannya :
a. Langsung diambil buahnya, misalnya : kelapa, semangka, pisang, jagung, dll.
b. Umbi akar, misalnya : kentang, ubi jalar, talas*, ketela pohon*, dll.
c. Daun, misalnya : kangkung, selada air (arnong), semanggi, dll.
d. Batang, misalnya : jamur.
* Untuk talas dan ketela pohon, ada beberapa jenis yang beracun dan memabukkan.
b). Hewan
Semua jenis hewan dapat diamnfaatkan menjadi makanan, diantaranya :
1. Semua jenis burung
2. Semua jenis ikan
3. Beberapa jenis serangga (belalang, capung, rayap, laron).
4. Beberapa jenis reptil (ular*, kadal, tokek).
5. Larva kumbang tanduk, larva kumbang kelapa yang berwarna putih*.
6. Telur burung dan ayam hutan.
7. Madu tawon/lebah hutan
Cara mendapatkannya :
a. Berburu, menjerat dengan perangkap.
b. Mengambil dari sarang.
c. Memancing disungai, danau, rawa, dan laut.
d. Untuk Larva Kumbang yang berwarna putih, cari kayu yang roboh dan lapuk.
e. Untuk ular, potong 1 jengkal dari kepala dan 2 jengkal dari ekor, kemudian digantung dengan posisi bagian ekor disebelah atas.
3. Cara memasak makanan
Banyak cara memasak makanan di alam bebas, yang paling sering adalah dengan peralatan yang sudah dijual bebas dan dikenal luas seperti kompor dan kelengkapannya. Beberapa cara yang mungkin sudah tidak umum lagi dikalangan orang kebanyakan, tetapi masih sering dilakukan oleh Pramuka dan Pecinta Alam adalah :
1). Menanak nasi dengan nasting, tanpa soblukan/tempat menanak nasi yang biasa dipergunakan.
Caranya :
1. Sediakan nasting dan plastik untuk tutup.
2. Sediakan air 1 botol aqua besar.
3. Masukkan beras pada nasting, taruh diatas perapian (kompor/api unggun kecil).
4. Isi dengan air secukupnya, jaga sampai mendidih.
5. Tutup permukaan nasting dengan plastik, tindih dengan kayu/pemberat lain.
6. Pada saat air hampir kering, tambahkan lagi terus sampai masak.
2). Menanak nasi/ketan dalam buah kelapa.
Caranya :
1. Sediakan kalapa muda (degan), buang kulitnya sampai tersisa batoknya saja.
2. Lubangi batok kelapa secukupnya (± sebesar ibu jari).
3. Masukkan beras/ketan ke dalam kelapa (± setengah dari volume kelapa).
4. Tutup lubang dengan sabut kelapa.
5. Bakar dengan api yang besar/pada saat acara api unggun taruh di api unggun.
6. Tunggu sampai tercium bau harum (± 45-75 menit), kelapa sudah matang dan nasi bisa dimakan dengan cara batok kelapa dipecahkan dahulu.
3). Menanak nasi dengan menggunakan bambu.
1. Ambil bambu setengah tua/jangan terlalu muda 1 ruas dengan buku-buku (sekat ruas) tidak dibuang.
2. Buat lubang disalah satu sekat/buku bambu.
3. Masukkan beras ke dalam lubang yang telah dibuat.
4. Isi dengan air secukupnya.
5. Bakar diatas api unggun.
6. Bila bambu dibelah dua, sediakan kawat untuk mengikat kembali bambu yang telah dibelah.
7. Tunggu ± 30-45 menit, sampai tercium bau harum dari beras yang masak.
4). Membakar ikan/ayam dengan lumpur.
1. Ikan yang telah dibuang kotorannya langsung dilumuri dengan lumpur.
2. Sebelum dilumuri dengan lumpur ikan diberi bubuk kopi dan gula sedikit ditempat kotoran ikan.
3. Bakar di atas perapian sampai tercium bau harum.
4. Tunggu sampai agak dingin, lumpur yang mengering dibuang perlahan-lahan.
Bila ayam yang akan dipanggang, maka buang jeroan ayam dan diganti dengan beras ketan.
1. Bulu ayam bisa dicabuti/dibersihkan ataupun tidak sama sekali.
2. Bakar di atas api unggun sampai tercium bau harum yang khas.
3. Tunggu sampai agak dingin (hangat), lumpur dibersihkan dan daging ayam akan bersih tanpa hangus bekas terbakar api.
5). Perlu diingat :
a). Bila menemukan/mendapatkan bahan makanan (tumbuhan) dan merasa ragu, karena tidak dikenal, maka coba bahan makanan tersebut sedikit. Rasakan dengan lidah, bila lidah terasa kaku, pekat bercampur pedas agak asin hentikan saja.
b). Bila tidak, ambil sedikit saja cukup untuk menjaga agar tidak lapar, tunggu 1 x 24 jam. Apakah ada akibat terhadap tubuh, misalnya : eneg, mual, gejala kejang, demam, dan lemah tidak bertenaga segera dihentikan dan cari bahan makanan lain.
c). Bila terjadi gejala keracunan, segeralah :
1. Muntahkan makanan/minuman yang baru saja dimakan.diminum.
2. Minum air kelapa (terutama kelapa hijau).
3. Beri minum minyak kelapa.
4. Beri minum campuran arang kayu dengan air/arang kayu ditumbuk halus dan langsung dimakan.
5. Beri minum/carikan madu.
6. Beri minum air + garam + teh tanpa gula.
7. Bila parah, segera bawa ke POS JAGAWANA terdekat untuk mendapatkan perawatan medis yang semestinya.
4. Beberapa peristiwa yang sering terjadi di alam bebas/hutan/gunung/rimba, diantaranya :
1. Tergigit binatang berbisa (ular, lipan, kalajengking dan beberapa jenis serangga).
2. Tergigit pacet dan lintah.
3. Keseleo, paling fatal patah tulang
4. Proses aklimatisasi yang lambat (adaptasi dengan cuaca dingin dan berkurangnya oksigen yang lambat/hipothermia).
Penanganannya :
a. Bebat ±1 jengkal dari tempat yang tersengat/tergigit dengan hasduk/slayer/bandana/scraaf. Ikat dengan kuat.
b. Bila tersengat lebah/serangga/kalajengking segera cari bunga melati/bunga apa saja. Remas sampai halus lalu lumurkan pada tempat yang tesengat.
c. Bila tergigit ular, setelah dibebat lukai tempat yang tergigit dengan pisau, lalu carikan katak hidup tempelkan/pijit darah yang mengandung racun sampai darah berubah menjadi merah segar. Ingat jangan coba-coba menghisap bisa (racun) karena dapat berakibat fatal.
d. Bila tergigit lintah/pacet, segera ambilkan tembakau/rokok tempelkan pada pacet/lintah yang menempel pada kulit.
e. Kalau tidak ada tembakau/rokok, ambilkan garam tempelkan pada lintah/pacet.
f. Segera bidai dengan kayu yang ringan dan diikat dengan kuat, pada tangan hasduk/slayer/scraaf/bandana bisa digunakan sebagai penyangga.
g. Hangatkan badan penderita dengan jaket/minyak kayu putih/bawang putih yang dihaluskan ddan dibalurkan pada tubuh.
h. Beri makanan dan minuman penghangat, bila tidak mau harus dipaksa. Agar kondisi badan tidak terlalu drop.
i. Pergunakan logistik (air dan makanan) sebaik-baiknya, kecuali memang dirasa lebih.
j. Persiapkan mental dan fisik.
5. Beberapa ciri-ciri binatang berbisa/beracun :
1. Kalajengking, akan tercium bau seperti cuka tumpah.
2. Musang, bau harum pandan.
3. Lipan/kaki seribu, bau apek agak masam.
4. Ular, ada beberapa jenis yang mengeluarkan bunyi seperti jengkrik.
5. Mempunyai warna yang mencolok dan berwarna warni
Bondowoso, Nopember 2006
Disampaikan pada acara
PSKB Pramuka STAIN Jember
Rahman El Hakim ”HIPADEBARA”
Dari Berbagai Sumber
0 komentar